OLAHRAGA UNTUK KECERDASAN OTAK ANAK
(Aminuddin, S.Or.,M.Kes/Dosen LB IKOR FIK UNM)
1. Pendahuluan
Pertumbuhan berasal dari
kata tumbuh yang artinya adalah proses bertambahnya ukuran
berbagai organ (fisik) yang disebabkan karena adanya peningkatan
ukuran dari masing-masing sel organ terkait. Sedangkan
perkembangan bisa didefinisikan sebagai suatu proses pematangan majemuk
(komprehensif) yang berkaitan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi
termasuk juga perubahan pada aspek sosial dan emosional. Dalam proses
perkembangan anak yang terkait atau berhubungan adalah aspek non fisik seperti
kecerdasan, tingkah laku, emosi, pemikiran dan aspek non fisik lainnya.
Pertumbuhan dan
perkembangan manusia sejak bayi dalam rahim ibu sampai lanjut usia melalui
beberapa tahapan berikut: 1) Masa fetus, yaitu sejak terbentuk zigot samapi
bayi dalam rahim ibu. 2) Masa balita yaitu sejak bayi lahir sampai anak-anak
umur 5 tahun. 3) Masa anak-anak sekitar umur 5 tahun sampai 10 tahun. 4) Masa
remaja sekitar umur 10 tahun sampai 17 tahun. 5) Masa dewasa sekitar umur 17
tahun sampai 20 tahun ke atas. 6) Masa tua sekitar umur 50 tahun ke atas.
Adapun masa tumbuh dan berkembang pada anak melalui beberapa tahapan berikut:
1) Tahap Bayi (Infancy) yaitu umur
sejak lahir hingga 18 bulan 2) Tahap kanak-kanak awal (Early Childhood) yaitu 18 bulan hingga 3 tahun. 3) Tahap usia
bermain (Play Age) yaitu umur 3
hingga 5 tahun. 4) Tahapan usia sekolah (School
Age) yaitu umur 6 hingga 12 tahun dan 5) Tahap remaja (Adolescence) yaitu umur 12 hingga 18 Tahun (Reissy, 2012).
Kesehatan
fisik dan mental memang tak bisa dipisahkan. Fisik yang sehat akan menjaga
kualitas mental selalu dalam kondisi baik. Sebaliknya, fisik yang sakit dapat
menurunkan kualitas mental seseorang. Hal yang sama juga terjadi pada
peningkatan fungsi kognitif pada anak. Aktivitas fisik yang rutin seperti
berolahraga dapat memberi efek positif pada kemampuan otak dan fungsi kognitif
anak.
2. Pembahasan
2.1.
Olahraga Untuk Anak
Pembahasan
olahraga pada anak yang mengalami tumbuh kembang ini mencakup dua aspek. Aspek
pertama merupakan latihan jasmani dan permainan yang mempengaruhi terhadap
stamina atau kesegaran jasmani. Beberapa olahraga ini dapat berlanjut sebagai
kegiayan rekreasi atau hobi. Aspek kedua merupakan latihan yang khusus,
menyangkut prestasi pada pertandingan suatu cabang olahraga.
Perawatan
dalam posisi bayi Ada
beberapa macam jenis olahraga bagi anak-anak yang harus dilakukan untuk menjaga
kesegaran jasmani dan kesehatan tubuhnya yaitu perawatan dalam posisi bayi,
olahraga usia prasekolah, olahraga usia sekolah dasar, olahraga usia sekolah menengah.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis olahraga, yaitu :
1. Perawatan Bayi
Perwatan dalam posisi
tengkurap memberi latihan secara aktif. Persepsi pandangan lebih luas,
pertumbuhan tulang lebih harmonis dan tengkorak lebih bulat. Terjadi
pertumbuhan kekuatan, otot tengkuk, lengan dan tungkai. Frekuensi paru-paru
akan lebih meningkat karena interaksi kerja diafragma, otot dada dan perut yang
lebih meningkat berkembang. Pada posisi tengkurap atau terlentang, diperkuat
oleh pertumbuhan otot perut, sehingga pemberian minum lebih mudah.
2. Olahraga
usia prasekolah
a. Usia
satu setengah tahun hingga dua tahun
Olahraga dapat
dilakukan ketika bergerak, berjalan dan berlari dengan benar. Umumnya hal ini
dilakukan saat anak berusia 1,5 hingga 2 tahun. Saat usia tersebut, anak dapat
mulai diperkenalkan dengan olahraga yang dilakukan secara teratur. Banyak
bermain dan mempelajari hal baru yang mudah ditemuinya merupakan olahraga yang
sangat efektif bagi usia tersebut.
b. Usia
dua tahun
Diusia dua tahun, anak
cenderung suka dengan hal yang tidak teratur, bebas dan tanpa peraturan. Untuk
itu olahraga sambil bermain seperti berlari-lari kecil, mengejar mainan,
mendorong ayunan, bermain air atau melakukan banyak gerakan yang menyenangkan
namun dapat menyehatkan fisiknya merupakan olahraga yang yang cocok bagi anak.
c. Usia
tiga tahun
Sedangkan anak usia
tiga tahun mulai dapat mengubah arah gerakannya misalnya belok kanan, kiri,
depan atau belakang. Dengan kemampuan seperti itu, anak tersebut dapat
diajarkan variasi kegiatan olahraga dengan permainan lain yang memiliki aturan
permainan. Misalnya berenang, bassball, lari-lari kecil.
d. Usia
empat hingga lima tahun
Anak dapat bermain
dalam aturan yang lebih kompleks. Misalnya bersepeda, menangkap bola,
menggelindingkan bola. Tetapi harus hati-hati karena anak umur 4 hingga 5 tahun
belum mengerti daerah mana yang berbahaya.
3. Olahraga
bagi usia sekolah dasar
a. Usia
enam hingga delapan tahun
Ketika anak masuk
sekolah dasar,fisik dan mentalnya sudah lebih matang. Pertumbuhan dan
keberaniannya juga lebih berkembang. Pengenalan lingkungan lebih luas dengan
perkembangan sosialisasi dan berlatih bersama teman sekolah. Terutama gerakan
keseimbangan dan koordinasi gerakan. Meskipun dororngan dan nasehat diperlukan
tetapi anak memerlukan kebebasan menggunakan kekuatannya. Apabila salah satu
cabang olahraga dipilih sejak masa ini, terdapat kecenderungan dipertahankan
untuk prestasi.
Dalam permainan
olahraga, anak-anak pada usia ini sudah siap untuk menggunakan alat pemukul
seperti raket atau bat. Semua olahraga kompetitif menjadi sangat menarik
baginya. Inilah waktu yang sangat baik untuk melatih senam.
b. Usia
sembilan hingga dua belas tahun
Memberikan sebanyak
mungkin latihan cabang olahraga untuk mengembangkan kecepatan maupun gerakan
dinamis (senam, lari cepat, loncat indah, tennis, basket, dll) karena terjadi
pertumbuhan yang cepat dan peningkatan kekuatan.
4. Olahraga
bagi usia sekolah menengah usia tiga belas sampai lima belas tahun
Merupakan masa penelitian diri
sendiri terhadap latihan olahraga. Pertumbuhan jaringan telah berhenti pada
masa ini, akan tetapi tulang dan ligamen belum cukup kuat untuk beban latihan
yang berat. Kecelakaan sering terjadi pada tulang panjang di daerah discus
epiphyseus. Sedang frekuensi kecelakaan tinggi pada sepak bola dan angkat besi
dan frekuensi rendah pada tenis dan berenang.
2.2. Tujuan Olahraga Untuk Anak
Selain
dari segi menyenangkan, olahraga atau aktivitas untuk anak haruslah bersifat
menantang dan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu dengan
tetap memberikan pola gerak dasar seperti jalan, lari, lompat dan loncat.
Dengan
tetap melakukan aktivitas diharapkan seorang anak menjadi sehat. Dalam hal ini
seorang anak yang sehat dapat dilihat dari:
a Tumbuh
dengan baik (teratur dan proposional)
b Tangkas,
gesit dan gembira.
c Mata
bersih dan bersinar.
d Nafsu
makan baik, pencernaan baik, bibir dan lidah segar, nafas tidak berbau.
e Istirahat
teratur.
f Kulit
dan rambut bersih dan tidak kering.
g. Mudah
menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan.
h Perkembangan
jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan umur dan kelamin.
2.3.
Manfaat Olahraga Untuk Anak
Olahraga
bagi anak banyak mempunyai manfaat diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan
kesehatan.
Salah
satu masalah yang dialami anak-anak adalah obesitas. Masalah kelebihan berat
badan ini akan meningkatkan faktor resiko penyakit diabetes dan darah tinggi
tiga kali lipat saat dewasa. Salah satu cara yang paling dianjurkan untuk
mencegahnya adalah dengan berolahraga. Aktivitas ini akan membantu membakar
kalori yang dibutuhkan tubuh dan mencegah obesitas.
b. Memberi
kebahagiaan.
Bagaimanapun
juga, olahraga adalah permainan. Permainan bertujuan untuk memberikan kegiatan
yang menyenangkan bagi anak. Sebagai langkah awal memperkenalkan olahraga pada
anak, ajak mereka berlari, melompat, melempar, menangkap berenang dll. Lakukan
ini agar mereka tahu bahwa olahraga itu menyenangkan sehingga lebih mudah
membuat mereka berolahraga.
c. Sarana
sosialisasi.
Olahraga
bisa menjadi sebuah jaringan sosial instan bagi anak-anak. Bagi anak-anak yang
cenderung pendiam dan minder, olahraga bisa jadi cara yang baik untuk
meningkatkan kepercayaan diri dan pergaulan mereka. Olahraga yang bersifat tim
menawarkan persahabatan dan kekompakan antar anggota dan ini akan membantu anak
untuk menjalin persahabatan.
d. Membangun
percaya diri.
Olahraga
dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri anak, apalagi jika mereka dapat
menghasilkan prestasi. Olahraga memberikan kesempatan anak untuk belajar,
berprestasi dan berpikir positif tentang diri sendiri melalui keterampilan.
Aktivitas fisik ini akan menumbuhkan citra diri yang sehat dan penilaian
positif terhadap diri sendiri.
e. Mengajarkan
kerjasama.
Beberapa
jenis olahraga berkelompok membutuhkan kerjasama yang baik. Olahraga akan
membantu anak untuk dapat bekerjasama dengan anggota lain, memahami aturan, dan
mendengarkan instruksi agar mendapat hasil yang diinginkan. Menjadi bagian dari
kelompok dan belajar melakukan apa yang terbaik untuk tim menjadi salah satu
manfaat berolahraga.
f. Menghindarkan
tindak kriminalitas
Kosongnya
beberapa jam di sore hari tak jarang membuat anak cepat bosan. Olahraga sangat
berperan dalam hal ini karena olahraga bisa menghindarkan mereka dari pergaulan
yang tidak benar dan juga tindak kriminal yang akan timbul ketika tidak ada
kegiatan apa-apa yang membuat anak bosan.
g. Membantu
menentukan target.
Dalam
olahraga, target akhir yang ingin dicapai adalah membawa pulang piala
kejuaraan, memenangkan turnamen dan mencetak skor maksimal. Namun, sebelum
meraih itu semua, para pemain harus menguasai teknik dasar dan keterampilan
olahraga. Melalui proses ini, olahraga memberikan pengalaman baru bagi anak
untuk menentukan tujuan jangka panjang dan pendek dalam hidup mereka.
h. Menumbuhkan
sportivitas.
Mereka
diajarkan untuk bisa menghargai kalah dan menang dengan sportif. Bisa dengan
berjabat tangan dengan lawan, tidak peduli dengan hasil. Ketika dewasa nantinya
diharapkan akan terbawa dan membuat mereka lebih menghargai teman dan berusaha
melakukan yang terbaik.
i.
Membina ketekunan.
Anak-anak
yang mengikuti berbagai kelas olahraga pasti punya kata-kata tertentu untuk
menyemangati dirinya sendiri. Anak yang gemar berolahraga sudah terlatih untuk
menghadapi kegagalan mereka dengan tenang dan berusaha lebih tekun dipertandingan
berikutnya.
j.
Meningkatkan kecerdasan.
Anak
yang gemar berolahraga terbukti lebih cerdas dibandingkan dengan anak yang
tidak melakukan olahraga. Olahraga bisa membantu mengajarkan anak untuk
konsentrasi pada tugas dan mengatur waktu lebih efektif.
2.4.
Kecerdasan dan Olahraga
Manfaat
olahraga sudah sangat jelas, baik untuk kesehatan, kebahagiaan, juga bentuk
tubuh indah. Penelitian terkini mengatakan olahraga juga baik untuk kecerdasan.
Sebuah penelitian menemukan bahwa aktifitas fisik dapat membuat fungsi dan
kemampuan otak berkembang menjadi lebih baik.
Hasil studi yang
dilangsungkan di Dartmouth College, Amerika Serikat mengatakan, berolahraga tak
hanya meningkatkan pompa darah pada tubuh, tetapi juga membantu membanjiri otak
dengan gen BDNF (Brain Derived
Neurotrophic Factor), yakni protein yang penting untuk membantu ketajaman
mental, belajar, dan memori. Pemimpin penelitian ini, Michael Hopkins,
mengatakan, jenis olahraga yang dimaksud di sini bukan tipe olahraga
berintensitas tinggi, tetapi berjalan dengan kecepatan sedang saja sudah cukup.
"Untuk manfaat mental, yang berpengaruh adalah olahraga rutin, bukan
intensitasnya. Anda tak perlu berpeluh habis-habisan saat berolahraga,"
kata Hopkins. Tujuan yang ingin ditekankan Hopkins adalah untuk membuat
tubuh bergerak, setidaknya 4-5 hari seminggu. Hal ini memang bukan
pengetahuan baru. Sejak lama diketahui, menggerakkan tubuh bisa membantu
sirkulasi darah dalam tubuh, yang pada akhirnya akan mengantarkan oksigen ke
otak dan membantu bekerja lebih aktif.
Penelitian yang
dilakukan oleh Science Daily yang dilansir Boldsky, ada hubungan antara
kebugaran fisik dan otak anak di usia 9-10 tahun. Anak yang telah dibiasakan
berolahraga sejak usia dini, diumurnya tersebut memiliki hippocampus (komponen
utama otak) lebih besar dan dapat tampil lebih baik dalam tes menguji daya
ingat bila dibandingkan dengan rekan mereka yang kurang suka berolahraga. Tak
hanya itu, olahraga membantu meningkatkan perkembangan fungsional semua panca
indra anak karena saat berolahraga, anak-anak dilatih untuk bisa memahami
perintah, aturan main, kerja sama, mencari solusi dan mencapai tujuan.
Hasil penelitian Davis
dalam jurnal Health Psychology. Anak-anak yang aktif cenderung memiliki tingkat
intelegensi dan daya ingat yang lebih baik dari pada mereka yang kurang aktif.
Peneliti juga menemukan bahwa salah satu bagian terpenting otak (hippocampus)
anak yang aktif bergerak, 12% lebih besar dari pada anak yang kurang fit.
Hippocampus sendiri merupakan bagian otak yang bertanggung jawab untuk daya
ingat dan belajar.
Hasil penelitian
Montreal Heart Institute (MHI) dan Montreal Geriatric University Institute yang
dipimpin Dr. Anil Nigam mengatakan berolahraga dengan cara latihan interval
tingkat tinggi tidak hanya membuat seseorang menjadi lebih sehat, tetapi
membuat lebih pintar. Latihan interval adalah sebuah metode berolahraga untuk
meningkatkan fungsi kardiovaskular, berupa selang-seling antara latihan aerobik
intensitas tinggi dan latihan aerobik intensitas rendah.
Penyebab olahraga
membantu prestasi akademik adalah dengan berolahraga dapat meningkatkan alirah
darah ke otak. Selian itu, gerakan otot tubuh juga dapat merangsang produksi
hormon-hormon yang menciptakan rasa tenang, yang hasilnya konsentrasi belajar
di kelas menjadi lebih terjaga. Beberapa penelitian lain bahkan menemukan bahwa
dengan berolahrga dapat membentuk saraf-saraf baru yang membuat funsi otak
meningkat.
Ini beberapa alasan
lain yang dikemukakan para pakar kesehatan:
1.
Membangkitkan energi
Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin
akan meningkatkan kekuatan otot dan ketahanan tubuh. Olahraga juga dapat
memberi tambahan energi untuk berfikir lebih jernih dan mendatangkan ide-ide
baru. Cukup dengan bergerak aktif selama 15 menit akan membuat tubuh memproduksi
lebih banyak energi pada tingkat sel.
2.
Menajamkan fokus
Dr. John Ratey mengatakan bahwa olahraga bisa
meningkatkan kemampuan otak dalam jangka pendek. Caranya dengan membuat lebih
fokus dalam 2-3 jam setelah olahraga. Cara ini dipercaya akan membuat performa
kerja pada titik terbaiknya. Kemampuan otak meningkat pada saat terjadi
pemompaan darah di dalam tubuh ketika berolahraga.
3.
Menentukan prioritas
Olahraga memicu produksi endorphin, yang
berfungsi meningkatkan fungsi otak. Setelah berolahraga, kemampuan menentukan
prioritas dalam pekerjaan meningkat. Membantu mem-block gangguan yang datang
saat harus berkonsentrasi. Hal ini sangat membantu untuk anak ketika memerlukan
konsentrasi tinggi ketika mengerjakan tugas.
4.
Memperkuat daya ingat
Otak akan menyerap lebih banyak memori dan menyimpannya saat
tubuh aktif. Dalam sebuah eksperimen, responden diminta mengingat tulisan.
Kemudian mereka diminta memilih antara berlari, angkat beban, atau duduk
setelah membacanya. Ternyata responden yang berlari dan angkat beban lebih
akurat membacanya kembali tulisan tersebut dari pada mereka yang hanya duduk
diam.
Manfaat
olahraga sudah sangat jelas, bukan hanya untuk kesehatan, prestasi, rekreasi,
rehabilitasi tetapi juga bermanfaat untuk kecerdasan. Melalui berolahraga
kecerdasan anak akan meningkat yang akan berpengaruh terhadap prestasi akademik
anak tersebut. Olahraga yang dianjurkan bagi anak adalah olahraga yang
berintensitas ringan tetapi rutin atau olahraga interval.
Penyebab
olahraga dapat meningkatkan kecerdasan karena darah membanjiri otak dengan BDNF
(Brain Derived Neurotrophic Factor)
dan membuat hippocampus (komponen utama otak) lebih besar yang dapat
menyebabkan daya ingat bekerja lebih baik. Selain itu olahraga juga dapat
memproduksi hormon-hormon yang menciptakan rasa tenang yang dapat menyebabkan
konsentrasi lebih tajam. Olahraga dapat pula membentuk saraf-saraf baru yang
membuat fungsi otak meningkat serta meningkatkan perkembangan fungsional panca
indera.
4. Daftar Pustaka
Annisa
Naomi, Reissy. 2012. Pertumbuhan dan
Perkembangan Manusia dari Bayi sampai Lanjut Usia. Jakarta.
Hestianingsih.
2013. Rajin olahraga Buat Anda Lebih Pintar, Ini Alasannya. Jakarta.
Hinson,
Curt. 1995. Fitnes for Children. Includes bibliographical
references : Delaware.
http://female.kompas.com/read/2012/08/01/16313846/10.Manfaat.Olahraga.Bagi.Anak, diakses pada 26
Oktober 2013.
http://forum.kompas.com/keluarga/86337-kecerdasan-anak-dan-remaja-dapat-dibantu-dengan-olahraga.html diakses pada 25
Oktober 2013.
http://rahasiaotakjenius.blogspot.com/2013/06/olahraga-sejak-kecil-cerdaskan-otak-anak.html#.Um6epNLQlqk diakses pada 25
Oktober 2013.
Jurnal ilmiah
Frontiersin ageing Neuroscience. Diakses dari : http://wartakota.tribunnews.com/2012/11/04/latihan-olahraga-interval-meningkatkan-kecerdasan, diakses pada
25 Oktober 2013.
Muhajir.
2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga.
Topnews.
Olahraga Berpengaruh Terhadap Kecerdasan. Diakses dari: http://www.beritasatu.com/features/51802-olahraga-berpengaruh-terhadap
kecerdasan.html,
diakses pada 25 Oktober 2013.
Pekik
Irianto, Djoko. 2000. Panduan Latihan
Kebugaran (yang efektif dan aman). Yogyakarta: Lukman Offset.
Safitri, Dini.
2008. Olahraga Dapat Mencerdaskan Anak. Diakses dari: http://www.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelChildren.php?artikelID=36, diakses pada 26
Oktober 2013.
Sherwood, Lauralee,
2009. Human Physiology: from cells to system. Jakarta: EGC
Sumosardjuno,
Sadoso. 1988. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga,
Gramedia : Jakarta.
Tobing, Ade. 2009.
Olahraga Untuk Anak. Dari: http://www.infobunda.com/pages/articles/artikelshow.php?id=199&catid=9, diakses pada 26
Oktober 2013.
Widiyani,
Rosmha. 2013. Rutin Olahraga Bantu Anak
Belajar dan Mengingat. Jakarta: Kompas