Rabu, 24 Februari 2016

OLAHRAGA UNTUK KECERDASAN OTAK ANAK



OLAHRAGA UNTUK KECERDASAN OTAK ANAK
(Aminuddin, S.Or.,M.Kes/Dosen LB IKOR FIK UNM)

         1. Pendahuluan
Pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang artinya adalah proses bertambahnya ukuran berbagai organ (fisik) yang disebabkan karena adanya peningkatan ukuran dari masing-masing sel organ terkait. Sedangkan perkembangan bisa didefinisikan sebagai suatu proses pematangan majemuk (komprehensif) yang berkaitan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi termasuk juga perubahan pada aspek sosial dan emosional. Dalam proses perkembangan anak yang terkait atau berhubungan adalah aspek non fisik seperti kecerdasan, tingkah laku, emosi, pemikiran dan aspek non fisik lainnya. 
Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak bayi dalam rahim ibu sampai lanjut usia melalui beberapa tahapan berikut: 1) Masa fetus, yaitu sejak terbentuk zigot samapi bayi dalam rahim ibu. 2) Masa balita yaitu sejak bayi lahir sampai anak-anak umur 5 tahun. 3) Masa anak-anak sekitar umur 5 tahun sampai 10 tahun. 4) Masa remaja sekitar umur 10 tahun sampai 17 tahun. 5) Masa dewasa sekitar umur 17 tahun sampai 20 tahun ke atas. 6) Masa tua sekitar umur 50 tahun ke atas. Adapun masa tumbuh dan berkembang pada anak melalui beberapa tahapan berikut: 1) Tahap Bayi (Infancy) yaitu umur sejak lahir hingga 18 bulan 2) Tahap kanak-kanak awal (Early Childhood) yaitu 18 bulan hingga 3 tahun. 3) Tahap usia bermain (Play Age) yaitu umur 3 hingga 5 tahun. 4) Tahapan usia sekolah (School Age) yaitu umur 6 hingga 12 tahun dan 5) Tahap remaja (Adolescence) yaitu umur 12 hingga 18 Tahun (Reissy, 2012).
Kesehatan fisik dan mental memang tak bisa dipisahkan. Fisik yang sehat akan menjaga kualitas mental selalu dalam kondisi baik. Sebaliknya, fisik yang sakit dapat menurunkan kualitas mental seseorang. Hal yang sama juga terjadi pada peningkatan fungsi kognitif pada anak. Aktivitas fisik yang rutin seperti berolahraga dapat memberi efek positif pada kemampuan otak dan fungsi kognitif anak. 
2. Pembahasan  
    2.1. Olahraga Untuk Anak

Pembahasan olahraga pada anak yang mengalami tumbuh kembang ini mencakup dua aspek. Aspek pertama merupakan latihan jasmani dan permainan yang mempengaruhi terhadap stamina atau kesegaran jasmani. Beberapa olahraga ini dapat berlanjut sebagai kegiayan rekreasi atau hobi. Aspek kedua merupakan latihan yang khusus, menyangkut prestasi pada pertandingan suatu cabang olahraga. 
Perawatan dalam posisi bayi Ada beberapa macam jenis olahraga bagi anak-anak yang harus dilakukan untuk menjaga kesegaran jasmani dan kesehatan tubuhnya yaitu perawatan dalam posisi bayi, olahraga usia prasekolah, olahraga usia sekolah dasar, olahraga usia sekolah menengah. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis olahraga, yaitu :
 1. Perawatan Bayi
Perwatan dalam posisi tengkurap memberi latihan secara aktif. Persepsi pandangan lebih luas, pertumbuhan tulang lebih harmonis dan tengkorak lebih bulat. Terjadi pertumbuhan kekuatan, otot tengkuk, lengan dan tungkai. Frekuensi paru-paru akan lebih meningkat karena interaksi kerja diafragma, otot dada dan perut yang lebih meningkat berkembang. Pada posisi tengkurap atau terlentang, diperkuat oleh pertumbuhan otot perut, sehingga pemberian minum lebih mudah.
2.      Olahraga usia prasekolah
a.       Usia satu setengah tahun hingga dua tahun
Olahraga dapat dilakukan ketika bergerak, berjalan dan berlari dengan benar. Umumnya hal ini dilakukan saat anak berusia 1,5 hingga 2 tahun. Saat usia tersebut, anak dapat mulai diperkenalkan dengan olahraga yang dilakukan secara teratur. Banyak bermain dan mempelajari hal baru yang mudah ditemuinya merupakan olahraga yang sangat efektif bagi usia tersebut.
b.      Usia dua tahun
Diusia dua tahun, anak cenderung suka dengan hal yang tidak teratur, bebas dan tanpa peraturan. Untuk itu olahraga sambil bermain seperti berlari-lari kecil, mengejar mainan, mendorong ayunan, bermain air atau melakukan banyak gerakan yang menyenangkan namun dapat menyehatkan fisiknya merupakan olahraga yang yang cocok bagi anak.
c.       Usia tiga tahun
Sedangkan anak usia tiga tahun mulai dapat mengubah arah gerakannya misalnya belok kanan, kiri, depan atau belakang. Dengan kemampuan seperti itu, anak tersebut dapat diajarkan variasi kegiatan olahraga dengan permainan lain yang memiliki aturan permainan. Misalnya berenang, bassball, lari-lari kecil.
d.      Usia empat hingga lima tahun
Anak dapat bermain dalam aturan yang lebih kompleks. Misalnya bersepeda, menangkap bola, menggelindingkan bola. Tetapi harus hati-hati karena anak umur 4 hingga 5 tahun belum mengerti daerah mana yang berbahaya.
3.      Olahraga bagi usia sekolah dasar
a.       Usia enam hingga delapan tahun
Ketika anak masuk sekolah dasar,fisik dan mentalnya sudah lebih matang. Pertumbuhan dan keberaniannya juga lebih berkembang. Pengenalan lingkungan lebih luas dengan perkembangan sosialisasi dan berlatih bersama teman sekolah. Terutama gerakan keseimbangan dan koordinasi gerakan. Meskipun dororngan dan nasehat diperlukan tetapi anak memerlukan kebebasan menggunakan kekuatannya. Apabila salah satu cabang olahraga dipilih sejak masa ini, terdapat kecenderungan dipertahankan untuk prestasi.
Dalam permainan olahraga, anak-anak pada usia ini sudah siap untuk menggunakan alat pemukul seperti raket atau bat. Semua olahraga kompetitif menjadi sangat menarik baginya. Inilah waktu yang sangat baik untuk melatih senam.
b.      Usia sembilan hingga dua belas tahun
Memberikan sebanyak mungkin latihan cabang olahraga untuk mengembangkan kecepatan maupun gerakan dinamis (senam, lari cepat, loncat indah, tennis, basket, dll) karena terjadi pertumbuhan yang cepat dan peningkatan kekuatan.
4.      Olahraga bagi usia sekolah menengah usia tiga belas sampai lima belas tahun
Merupakan masa penelitian diri sendiri terhadap latihan olahraga. Pertumbuhan jaringan telah berhenti pada masa ini, akan tetapi tulang dan ligamen belum cukup kuat untuk beban latihan yang berat. Kecelakaan sering terjadi pada tulang panjang di daerah discus epiphyseus. Sedang frekuensi kecelakaan tinggi pada sepak bola dan angkat besi dan frekuensi rendah pada tenis dan berenang.
            2.2. Tujuan Olahraga Untuk Anak
Selain dari segi menyenangkan, olahraga atau aktivitas untuk anak haruslah bersifat menantang dan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu dengan tetap memberikan pola gerak dasar seperti jalan, lari, lompat dan loncat.
Dengan tetap melakukan aktivitas diharapkan seorang anak menjadi sehat. Dalam hal ini seorang anak yang sehat dapat dilihat dari:
a      Tumbuh dengan baik (teratur dan proposional)
b      Tangkas, gesit dan gembira.
c      Mata bersih dan bersinar.
d      Nafsu makan baik, pencernaan baik, bibir dan lidah segar, nafas tidak berbau.
e      Istirahat teratur.
f     Kulit dan rambut bersih dan tidak kering.
g.      Mudah menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan.
h     Perkembangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan umur dan kelamin.
     2.3. Manfaat Olahraga Untuk Anak
Olahraga bagi anak banyak mempunyai manfaat diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Meningkatkan kesehatan.
      Salah satu masalah yang dialami anak-anak adalah obesitas. Masalah kelebihan berat badan ini akan meningkatkan faktor resiko penyakit diabetes dan darah tinggi tiga kali lipat saat dewasa. Salah satu cara yang paling dianjurkan untuk mencegahnya adalah dengan berolahraga. Aktivitas ini akan membantu membakar kalori yang dibutuhkan tubuh dan mencegah obesitas.
b.      Memberi kebahagiaan.
        Bagaimanapun juga, olahraga adalah permainan. Permainan bertujuan untuk memberikan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Sebagai langkah awal memperkenalkan olahraga pada anak, ajak mereka berlari, melompat, melempar, menangkap berenang dll. Lakukan ini agar mereka tahu bahwa olahraga itu menyenangkan sehingga lebih mudah membuat mereka berolahraga.
c.       Sarana sosialisasi.
     Olahraga bisa menjadi sebuah jaringan sosial instan bagi anak-anak. Bagi anak-anak yang cenderung pendiam dan minder, olahraga bisa jadi cara yang baik untuk meningkatkan kepercayaan diri dan pergaulan mereka. Olahraga yang bersifat tim menawarkan persahabatan dan kekompakan antar anggota dan ini akan membantu anak untuk menjalin persahabatan.
d.      Membangun percaya diri.
     Olahraga dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri anak, apalagi jika mereka dapat menghasilkan prestasi. Olahraga memberikan kesempatan anak untuk belajar, berprestasi dan berpikir positif tentang diri sendiri melalui keterampilan. Aktivitas fisik ini akan menumbuhkan citra diri yang sehat dan penilaian positif terhadap diri sendiri.
e.       Mengajarkan kerjasama.
     Beberapa jenis olahraga berkelompok membutuhkan kerjasama yang baik. Olahraga akan membantu anak untuk dapat bekerjasama dengan anggota lain, memahami aturan, dan mendengarkan instruksi agar mendapat hasil yang diinginkan. Menjadi bagian dari kelompok dan belajar melakukan apa yang terbaik untuk tim menjadi salah satu manfaat berolahraga.
f.       Menghindarkan tindak kriminalitas
      Kosongnya beberapa jam di sore hari tak jarang membuat anak cepat bosan. Olahraga sangat berperan dalam hal ini karena olahraga bisa menghindarkan mereka dari pergaulan yang tidak benar dan juga tindak kriminal yang akan timbul ketika tidak ada kegiatan apa-apa yang membuat anak bosan.
g.      Membantu menentukan target.
     Dalam olahraga, target akhir yang ingin dicapai adalah membawa pulang piala kejuaraan, memenangkan turnamen dan mencetak skor maksimal. Namun, sebelum meraih itu semua, para pemain harus menguasai teknik dasar dan keterampilan olahraga. Melalui proses ini, olahraga memberikan pengalaman baru bagi anak untuk menentukan tujuan jangka panjang dan pendek dalam hidup mereka.
h.      Menumbuhkan sportivitas.
       Mereka diajarkan untuk bisa menghargai kalah dan menang dengan sportif. Bisa dengan berjabat tangan dengan lawan, tidak peduli dengan hasil. Ketika dewasa nantinya diharapkan akan terbawa dan membuat mereka lebih menghargai teman dan berusaha melakukan yang terbaik.
i.        Membina ketekunan.
    Anak-anak yang mengikuti berbagai kelas olahraga pasti punya kata-kata tertentu untuk menyemangati dirinya sendiri. Anak yang gemar berolahraga sudah terlatih untuk menghadapi kegagalan mereka dengan tenang dan berusaha lebih tekun dipertandingan berikutnya.
j.        Meningkatkan kecerdasan.
     Anak yang gemar berolahraga terbukti lebih cerdas dibandingkan dengan anak yang tidak melakukan olahraga. Olahraga bisa membantu mengajarkan anak untuk konsentrasi pada tugas dan mengatur waktu lebih efektif.
2.4. Kecerdasan dan Olahraga
Manfaat olahraga sudah sangat jelas, baik untuk kesehatan, kebahagiaan, juga bentuk tubuh indah. Penelitian terkini mengatakan olahraga juga baik untuk kecerdasan. Sebuah penelitian menemukan bahwa aktifitas fisik dapat membuat fungsi dan kemampuan otak berkembang menjadi lebih baik.
Hasil studi yang dilangsungkan di Dartmouth College, Amerika Serikat mengatakan, berolahraga tak hanya meningkatkan pompa darah pada tubuh, tetapi juga membantu membanjiri otak dengan gen BDNF (Brain Derived Neurotrophic Factor), yakni protein yang penting untuk membantu ketajaman mental, belajar, dan memori. Pemimpin penelitian ini, Michael Hopkins, mengatakan, jenis olahraga yang dimaksud di sini bukan tipe olahraga berintensitas tinggi, tetapi berjalan dengan kecepatan sedang saja sudah cukup. "Untuk manfaat mental, yang berpengaruh adalah olahraga rutin, bukan intensitasnya. Anda tak perlu berpeluh habis-habisan saat berolahraga," kata Hopkins. Tujuan yang ingin ditekankan Hopkins adalah untuk membuat tubuh bergerak, setidaknya 4-5 hari seminggu. Hal ini memang bukan pengetahuan baru. Sejak lama diketahui, menggerakkan tubuh bisa membantu sirkulasi darah dalam tubuh, yang pada akhirnya akan mengantarkan oksigen ke otak dan membantu bekerja lebih aktif.
Penelitian yang dilakukan oleh Science Daily yang dilansir Boldsky, ada hubungan antara kebugaran fisik dan otak anak di usia 9-10 tahun. Anak yang telah dibiasakan berolahraga sejak usia dini, diumurnya tersebut memiliki hippocampus (komponen utama otak) lebih besar dan dapat tampil lebih baik dalam tes menguji daya ingat bila dibandingkan dengan rekan mereka yang kurang suka berolahraga. Tak hanya itu, olahraga membantu meningkatkan perkembangan fungsional semua panca indra anak karena saat berolahraga, anak-anak dilatih untuk bisa memahami perintah, aturan main, kerja sama, mencari solusi dan mencapai tujuan.
Hasil penelitian Davis dalam jurnal Health Psychology. Anak-anak yang aktif cenderung memiliki tingkat intelegensi dan daya ingat yang lebih baik dari pada mereka yang kurang aktif. Peneliti juga menemukan bahwa salah satu bagian terpenting otak (hippocampus) anak yang aktif bergerak, 12% lebih besar dari pada anak yang kurang fit. Hippocampus sendiri merupakan bagian otak yang bertanggung jawab untuk daya ingat dan belajar.
Hasil penelitian Montreal Heart Institute (MHI) dan Montreal Geriatric University Institute yang dipimpin Dr. Anil Nigam mengatakan berolahraga dengan cara latihan interval tingkat tinggi tidak hanya membuat seseorang menjadi lebih sehat, tetapi membuat lebih pintar. Latihan interval adalah sebuah metode berolahraga untuk meningkatkan fungsi kardiovaskular, berupa selang-seling antara latihan aerobik intensitas tinggi dan latihan aerobik intensitas rendah.
Penyebab olahraga membantu prestasi akademik adalah dengan berolahraga dapat meningkatkan alirah darah ke otak. Selian itu, gerakan otot tubuh juga dapat merangsang produksi hormon-hormon yang menciptakan rasa tenang, yang hasilnya konsentrasi belajar di kelas menjadi lebih terjaga. Beberapa penelitian lain bahkan menemukan bahwa dengan berolahrga dapat membentuk saraf-saraf baru yang membuat funsi otak meningkat.
Ini beberapa alasan lain yang dikemukakan para pakar kesehatan:
1.      Membangkitkan energi
Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin akan meningkatkan kekuatan otot dan ketahanan tubuh. Olahraga juga dapat memberi tambahan energi untuk berfikir lebih jernih dan mendatangkan ide-ide baru. Cukup dengan bergerak aktif selama 15 menit akan membuat tubuh memproduksi lebih banyak energi pada tingkat sel.
2.      Menajamkan fokus
Dr. John Ratey mengatakan bahwa olahraga bisa meningkatkan kemampuan otak dalam jangka pendek. Caranya dengan membuat lebih fokus dalam 2-3 jam setelah olahraga. Cara ini dipercaya akan membuat performa kerja pada titik terbaiknya. Kemampuan otak meningkat pada saat terjadi pemompaan darah di dalam tubuh ketika berolahraga.
3.      Menentukan prioritas
Olahraga memicu produksi endorphin, yang berfungsi meningkatkan fungsi otak. Setelah berolahraga, kemampuan menentukan prioritas dalam pekerjaan meningkat. Membantu mem-block gangguan yang datang saat harus berkonsentrasi. Hal ini sangat membantu untuk anak ketika memerlukan konsentrasi tinggi ketika mengerjakan tugas.
4.      Memperkuat daya ingat
Otak akan menyerap lebih banyak memori dan menyimpannya saat tubuh aktif. Dalam sebuah eksperimen, responden diminta mengingat tulisan. Kemudian mereka diminta memilih antara berlari, angkat beban, atau duduk setelah membacanya. Ternyata responden yang berlari dan angkat beban lebih akurat membacanya kembali tulisan tersebut dari pada mereka yang hanya duduk diam.

              3. Kesimpulan

     Manfaat olahraga sudah sangat jelas, bukan hanya untuk kesehatan, prestasi, rekreasi, rehabilitasi tetapi juga bermanfaat untuk kecerdasan. Melalui berolahraga kecerdasan anak akan meningkat yang akan berpengaruh terhadap prestasi akademik anak tersebut. Olahraga yang dianjurkan bagi anak adalah olahraga yang berintensitas ringan tetapi rutin atau olahraga interval.
Penyebab olahraga dapat meningkatkan kecerdasan karena darah membanjiri otak dengan BDNF (Brain Derived Neurotrophic Factor) dan membuat hippocampus (komponen utama otak) lebih besar yang dapat menyebabkan daya ingat bekerja lebih baik. Selain itu olahraga juga dapat memproduksi hormon-hormon yang menciptakan rasa tenang yang dapat menyebabkan konsentrasi lebih tajam. Olahraga dapat pula membentuk saraf-saraf baru yang membuat fungsi otak meningkat serta meningkatkan perkembangan fungsional panca indera.

4. Daftar Pustaka

Annisa Naomi, Reissy. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia dari Bayi sampai Lanjut Usia. Jakarta.
Hestianingsih. 2013. Rajin olahraga Buat Anda Lebih Pintar, Ini Alasannya. Jakarta.
Hinson, Curt. 1995. Fitnes for Children. Includes bibliographical references : Delaware.
Jurnal ilmiah Frontiersin ageing Neuroscience. Diakses dari : http://wartakota.tribunnews.com/2012/11/04/latihan-olahraga-interval-meningkatkan-kecerdasan, diakses pada 25 Oktober 2013.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Topnews. Olahraga Berpengaruh Terhadap Kecerdasan. Diakses dari: http://www.beritasatu.com/features/51802-olahraga-berpengaruh-terhadap kecerdasan.html, diakses pada 25 Oktober 2013.
Pekik Irianto, Djoko. 2000. Panduan Latihan Kebugaran (yang efektif dan aman). Yogyakarta: Lukman Offset.
Safitri, Dini. 2008. Olahraga Dapat Mencerdaskan Anak. Diakses dari: http://www.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelChildren.php?artikelID=36, diakses pada 26 Oktober 2013.
Sherwood, Lauralee, 2009. Human Physiology: from cells to system. Jakarta: EGC
Sumosardjuno, Sadoso. 1988. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga, Gramedia : Jakarta.
Tobing, Ade. 2009. Olahraga Untuk Anak. Dari: http://www.infobunda.com/pages/articles/artikelshow.php?id=199&catid=9, diakses pada 26 Oktober 2013.
Wahyuningsih, Merry. 2010. Olahraga Jalan Bisa Meningkatkan Kecerdasan. www.detikhealth.com.
Widiyani, Rosmha. 2013. Rutin Olahraga Bantu Anak Belajar dan Mengingat. Jakarta: Kompas



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar